KISAH SUPPORTER (PEMULA) SEPAKBOLA

DIKUTIP.COM 
sebagian orang tak paham melihat ulah “gila” para supporter sepak bola. sering kita mendengar bonek rela mempertaruhkan nyawanya di atap-atap kereta untuk mendukung timnya di kota lain. bahkan ada laki-laki yang menjual warungnya agar bisa ke malaysia untuk mendukung timnas (tim nasional) di final aff.
militan. kenapa mereka mau melakukannya?
rabu (29/12) pukul 16:00 saya meninggalkan kantor menuju gelora bung karno (gbk). sore yang bersejarah. untuk pertama kalinya saya datang ke sebuah upacara raksasa yang diikuti ratusan ribu orang. sebenarnya saya berjanji tak mau lagi berada dalam kerumunan sejak saya hampir mati di konser iwan fals dulu.
namun demi mendukung timnas, saya berhasil mengatasi trauma itu. sebelum berangkat saya menyiapkan atribut. sebuah selempang merah putih bertuliskan indonesia dan dua stiker bendera merah putih. karena banyaknya peminat, harganya naik empat ratus persen. sebuah dukungan tak bisa dinilai dengan rupiah bukan?
sampai di fx jalanan mulai meng”keong”. puluhan ribu supporter menyemut. trotoar jadi tempat parkir motor. anak-anak, ibu-ibu, bapak-bapak semua bergerak ke satu titik, gelora bung karno. petang itu bangunan yang mulai dibangun 1958 ini menjadi magnet seluruh rakyat indonesia. baik yang di ibu kota maupun di pelosok.
di tempat itu sebentar lagi akan berlangsung pertandingan final sepak bola indonesia melawan malaysia. saya datang ke gbk seperti bonek, tanpa tiket. seperti puluhan ribu supporter lainnya. gelora bung karno menjadi lautan merah. mayoritas supporter pendukung timnas memakai kaos warna merah bergambar garuda di dada.
selebihnya mereka memakai atribut-atribut lain yang menunjukkan kecintaan dan kebanggaanya terhadap tim sepak bola indonesia itu. ada yang memakai selempang, bando, stiker pipi, topi. bahkan beberapa membawa terompet, drum dan alat-alat yang yang menimbulkan suara tertentu.
saya berada di taman parkir timur, terselip diantara puluhan ribu manusia lain. selain supporter ada juga para pedagang minuman, penjual kaos dan penjaja makanan lain seperti lontong sayur, nasi padang, baso, siomay dan tukang kopi keliling.
di taman parkir timur gbk yang luasnya 97,149 m2 mata mereka tertuju pada dua layar raksasa. sebagian besar mereka duduk lesehan, sebagian yang lain berdiri. sebagian lain memanjat pagar dan mendudukinya, bahkan ada yang menonton dari atas pohon.
sorak sorai supporter makin riuh ketika pertandingan akan dimulai. mereka serempak meneriakkan yel yel sambil memelototi layar. petang itu tim malaysia yang berseragam biru yang pertama muncul. tanpa di komando, semua supporter berteriak huuuu panjang. namun ketika timnas tampak di sorot kamera, mereka bersorak sambil tepuk tangan. dan sewaktu wajah irfan bachdim muncul, mereka menjerit histeris.
namun saat di layar muncul gambar pasangan presiden dan isteri, suara terpecah menjadi dua. sebagian mendukung dengan sorak dan tepuk tangan, sebagian lain mencemooh dengan teriakan huuu. supporter yang sering diidentikan dengan rusuh, petang itu sangat tertib. mereka langsung duduk begitu mengetahui penonton di belakangnya terhalang pandangannya.
dan saat mengharukan itu tiba, lagu indonesia raya dinyanyikan. tanpa dikomando semua supporter berdiri dan ikut bernyanyi. wajah-wajah itu tampak bersemangat. khidmat. ada rasa bangga di dada mereka. kecintaan mereka pada indonesia sangat terasa. sungguh pemandangan menakjubkan. semua merasa satu, indonesia.
“bangunlah jiwanya bangunlah badannya untuk indonesia raya….” sekarang saya tahu kenapa para bonek itu melakukan apa saja untuk mendukung tim kesayangannya.